Senin, 22 Oktober 2012

RESUME JURNAL


PENGEMBANGAN MODEL MEMORIZATION LEARNING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA PELAJARAN KIMIA SMA

oleh Marintan Nirmalasari

LATAR BELAKANG

 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dalam pembelajaran kimia di SMA yang saat ini masih lebih dominan menggunakan otak kiri dan mengabaikan kinerja otak kanan. Kinerja antara otak kanan dan otak kiri yang tidak seimbang mengakibatkan peserta didik menjadi sulit untuk memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
Kekereatifan dan keprofesionalan guru dalam mengajar sangat dibutuhkan terlebih lagi dalam pelajaran sains dan salah satunya kimia, karena pelajaran kimia memiliki karakteristik yang bersifat abstrak dan membuat peserta didik seringkali merasa kesulitan memahami konsep pelajaran kimia. Keabstrakan pelajaran kimia antaralain seperti logam besi adalah konsep konkrit sedangkan Fe+3 merupakan konsep abstrak, gaya-gaya kimia terkait dengan konsep jari-jari atom sedangkan jari-jari atom tidak dapat diukur secara langsung. Konsep jari-jari atom harus diperlakukan secara hati-hati karena atom dapat berbeda dalam situasi yang berbeda, apakah berikatan secara ionik, kovalen atau Van Der Waals. Konsep-konsep ini sering tidak menambah kejelasan pemahaman, tetapi justru seringkali menambah kebingungan peserta didik. Selain itu, konsep ikatan kimia, elektron, energi ikat, oksidasi-reduksi, hidrolisis, hidorkarbon merupakan sebagian dari pelajaran kimia yang bersifat abstrak yang sulit dimengerti dan dipahami oleh peserta didik.
Ada beberapa hal penyebab rendahnya kualitas peserta didik dalam pelajaran kimia yaitu metode mengajar guru yang kurang baik yang mempengaruhi belajar peserta didik yang tidak baik pula dan guru biasanya mengajar dengan metode ceramah saja, sehingga peserta didik menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja (Slameto, 2003:65). Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Gunawan (2003:154) yang mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada pelajaran yang membosankan, yang benar adalah guru yang membosankan karena tidak mengerti cara menyajikan materi dengan benar, baik, menyenangkan, dan menarik minat serta perhatian peserta didik. Pandangan guru yang demikian merupakan pandangan kuno yang beranggapan bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan materi dan peserta didik ibarat sebuah wadah kosong yang dapat diisi dengan apa saja yang guru inginkan.
Dengan menggunakan model Memorization Learning dapat meningkatkan penyeimbangan kinerja otak kanan dan otak kiri, sehingga belajar menjadi lebih menyenangkan dan peserta didik menjadi lebih mandiri dalam belajar serta dapat mengembangkan kreatifitasnya pada saat belajar, sehingga peserta didik menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

LANDASAN TEORI

Model memorization learning merupakan salah satu dari model pemrosesan informasi. Landasan filosofis dalam memorization learning adalah berdasarkan filsafat konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan salah satu dari dua pandangan atau keyakinan yang mengatur sifat bagaimana pengetahuan manusia dikembangkan. Konstruktivisme dalam pendidikan mengartikan bahwa guru merangkul cara berpikir holistik tentang hakikat belajar, sesuatu yang sangat terpisah dari metodologi instruksi langsung. Jadi, konstruktivisme diasumsikan bahwa belajar terjadi di saat pengalaman dan pengalaman merupakan bagian yang harus dipelajari hanya dalam konteks pengalaman keseluruhan.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis memory untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanan. Dalam penelitian ini menggunakan metode “Research and Development”. Pengertian penelitian dan pengembangan menurut Sukmadinata (2009:164), adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan Sugiyono (2009:297), menyatakan bahwa Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba terbatas dan uji coba luas yang dilakukan di SMA Negeri Kabuaten Kota Medan dalam upaya mengembangkan model memorization learning untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada pembelajaran kimia kelas XI SMA, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kondisi pembelajaran kimia sebelum pengembangan model
Dari hasil studi pendahuluan diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah lebih berpusat pada guru, sehingga peserta didik lebih cepat bosan pada saat proses pembelajaran terjadi, karena hal tersebut tidak sesuai dengan gaya belajar yang diharapkan oleh peserta didik dan belajar menjadi tidak menyenangkan. Guru juga melakukan pembelajaran lebih dominan memperhatikan kinerja otak kiri peserta didik saja, sehingga kreatifitas peserta didik dalam belajar tidak berkembang.

2. Kondisi pembelajaran setelah pengembangan model
Pemahaman peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru meningkat setelah menggunakan model memorization learning, karena peserta didik sudah dapat menyeimbangkan kinerja antara otak kiri dan otak kanan. Dalam pengembangan model memorization learning yang menjadi faktor penghambatnya adalah guru memberikan pembelajaran kepada peserta didik lebih dominan menggunakan otak kiri. Oleh karena itu, pada awalnya guru merasa kesulitan dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk mengikuti langkah-langkah model memorization learning. Peserta didik awalnya juga kesulitan dalam mengikuti langkah-langkah pembelajaran dan merasa kebingungan, karena sebahagian peserta didik merasa aneh dan konyol dengan pembelajaran yang dilaksanakan.

PEMBAHASAN BERDASARKAN TEORI “PERSPEKTIF KOGNITIF:
I. PEMROSESAN INFORMASI”

Menurut teori perspektif kognitif terdapat proses memilih dan mengenali sinyal-sinyal fisik yang dapat merangsang indera yang disebut dengan persepsi. Sistem indera mendeteksi sinyal sebagai energi fisik, yang dikirim ke satu area di dalam thalamus dan kemudian ke area yang tepat di dalam korteks untuk pemrosesan lebih lanjut. Setelah pengenalan awal, informasi akan tersedia selama dua detik. Sinyal yang datang dan tidak diperhatikan pada saat itu akan hilang.
Jadi menurut teori tersebut, kurangnya pemahaman seseorang terhadap sesuatu dapat terjadi karena sistem indera yang mendeteksi datangnya sinyal (berupa gambar, suara, dll) tidak diperhatikan sehingga sinyal tersebut akan hilang.
Peran perhatian juga merupakan hal penting untuk kita memahami sesuatu. Pemrosesan yang datang membutuhkan perhatian selektif terhadap kejadian, objek, symbol, dan stimuli tertentu lainnya agar informasi itu dapat dipelajari. Satu solusi untuk masalah kapasitas perhatian yang terbatas ini adalah melatih tugas penting tertentu sampai menjadi otomatis. Kemudian tugas itu dapat dilakukan dengan sedikit atau tanpa perhatian.
Jadi, selain dengan memberikan model memorization learning kepada siswa untuk memahami pelajaran kimia yaitu dengan memberikan perhatian yang lebih kepada pelajaran kimia tersebut untuk melatih pemahaman sampai menjadi otomatis.

Link jurnal klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar