Ketika
Charlie menumpahkan kopi di meja kantor, dia berusaha untuk mengangkat
dokumen-dokumen yang berada diatas meja supaya tidak basah karena tumpahan
kopi. Pada saat itu dia melihat kopi merembes ke dalam laci meja. Dia berusaha
untuk membuka laci, namun laci tersebut tidak bisa dibuka. Akhirnya Charlie
mencongkel laci dengan suatu alat sehingga laci bisa terbuka
Pembahasan
Masalah
|
Konflik yang dipahami
|
Kesulitan
|
Solusi dengan nilai fungsional
|
Kopi tumpah sampai merembes ke
dalam laci
|
Takut dokumen yang ada di dalam
laci menjadi rusak
|
Laci tidak bisa dibuka
|
Mencongkel laci dengan suatu alat
sehingga bisa dibuka
|
Scene 2
Ketika
orangtua Charlie price meninggal, maka perusahaan sepatu yang akan mengalami
kebangkrutan itu diberikan kepada Charlie, kemudian ia meminta pendapat kepada
karyawan lainnya namun ia tidak menemukan solusi. Pada saat itu ia bertemu
dengan seorang wanita yang diganggu oleh beberapa pria. Kemudian ia ingin
menolong wanita tersebut, namun ternyata dia yang pingsan terkena tendangan.
Tiba-tiba Charlie terbangun diruang yang penuh dengan perlengkapan make up,
custom dan asesoris. Di depannya ada seorang “waria” yang sedang kesulitan
memakai sepatu. Setelah itu ia memberikan sponge
untuk mengganjal kaki waria tersebut. Kemudian ia menemukan ide untuk
membuat sepatu untuk waria.
Pembahasan
Berdasarkan
teori terdapat 3 langkah umum untuk pemecahan masalah yaitu:
1. Memahami
konflik atau masalah
2. Mengembangkan
identifikasi secara jelas atas kesulitan dasar
3. Mengembangkan
solusi masalah untuk mengatasi kesulitan dasar
Masalah
|
Konflik
yang dipahami
|
kesulitan
|
Solusi
dengan nilai fungsional
|
Perusahaan mengalami kebangkrutan
|
Meminta pendapat dari karyawan
lain
|
Tidak menemukan solusi dari
karyawan atas pemecahan masalah
|
Bertemu dengan waria yang
kesulitan dalam memakai sepatu dan ia menemukan ide untuk membuat sepatu bagi
waria
|
Dari
tiga langkah diatas masalah yang dialami Charlie adalah kebangkrutan perusahaan
sehingga ia mencoba untuk memahami masalahnya tersebut dengan meminta pendapat
dari karyawan, kemudian ia mengembangkan identifikasi secara jelas atas
kesulitan dasar dengan tidak sengaja bertemu dengan waria, kemudian ia
mengembangkan solusi untuk masalahnya dengan membuat atau memproduksi sepatu
untuk waria.
Kondisi di kelas
Ketika
ingin menonton film yang akan dianalisis terjadi beberapa masalah yang
menghambat proses pemutaran film seperti:
-
Tidak tersedianya mic
-
Setelah mic diberikan,
suara mic tidak jelas sehingga dibutuhkan pengaturan suara mic yang memakan
waktu beberapa saat.
-
Tidak adanya subtitle
dari film tersebut, sehingga banyak penonton yang complaint dengan masalah
tersebut
-
20 menit film berjalan,
tiba-tiba filmnya berhenti, kemudian Bu Dina mencoba untuk menjalankan kembali
filmnya, namun tidak berhasil. Kemudian dicoba cara lain yaitu dengan mengganti
laptop, tetapi tidak berhasil juga.
Pembahasan menggunakan
koneksionisme Thorndike:
Thorndike
melakukan experimen dengan menggunakan tikus, dalam prosedur experimentalnya ia
membuat hewan harus keluar dari kurungan (membuka kotak tertutup) untuk
mendapatkan makanan. Thorndike menggumakan kotak puzzle yang mengharuskan
penekanan tuas atau mekanisme lain untuk bisa keluar dari kotak. Pada awalnya
tikus melakukan berbagai perilaku seperti: menggigit, menggaruk dan
menggesek-gesekan badan ke sisi sangkar. Lama kelamaan tikus akan berusaha
menekan tuas supaya bisa keluar.
Berdasarkan penelitian diatas
Thorndike menyimpulkan bahwa respon untuk mencoba meloloskan diri disebut
dengan trial and error
Pembahasan kasus:
Dilihat dari kejadian pada hari
rabu, kita dapat menyimpulkan bahwa usaha untuk menayangkan film dengan baik
dibutuhkan beberapa cara yang merupakan proses trial and error seperti pada
saat suara mic yang tidak jelas, maka disana terdapat usaha untuk mengatur
suara supaya terdengar jelas. Selain itu terdapat juga usaha trial and error
saat film berhenti dan di usahakan dengan menggelap disc dan mengganti laptop.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar