Sabtu, 06 Oktober 2012

ANALISIS PENGALAMAN PRIBADI MENGGUNAKAN TEORI PENGKONDISIAN BERPENGUAT SKINNER


ANALISIS PENGALAMAN PRIBADI MENGGUNAKAN TEORI PENGKONDISIAN BERPENGUAT SKINNER
1.      Pengalaman 1
Pada waktu SMA kelas 2, saya pernah sakit demam. Hai tersebut terjadi pada tengah malam sekitar jam 2 malam. Karena orangtua kebingungan dengan keadaan saya, maka hal yang mereka lakukan adalah memanggil bidan yang kebetulan rumahnya berada sekita 5 rumah dari rumah saya. Kemudian bidan itu datang untuk memeriksa saya dan memberikan obat serta suntikan agar sembuh.

Pembahasan
Berdasarkan teori pengkondisian berpenguat Skinner terdapat dua macam pengkondisian, yaitu reinforcement dan punishment. Reinforcement adalah penguatan yang diberikan untuk mempertahan perilaku yang muncul. Punishment adalah hukuman yang diberikan untuk menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. Reinforcement dibagi menjadi dua jenis, yaitu reinforcement positif dan reinforcement negative. Contoh reinforcement positif adalah ketika saya mendapatkan juara kelas maka orangtua akan memberikan hadiah. Contoh reinforcement negative adalah agar terhindar dari tilang polisi maka harus menggunakan helm.
Dari contoh pengalaman di atas dapat dikatakan bahwa hal tersebut merupakan reinforcement negative. Dimana ketika saya sakit dan ingin sembuh maka hal yang dilakukan adalam minum obat. Maka sehat itu adalah sesuatu yang ingin tetap terjadi dan reinforcement negatifnya adalah minum obat dan suntikan.

2.      Pengalaman 2
Sewaktu SMA, setiap bulannya akan diadakan ujian bulanan dari semua mata pelajaran. Maka setiap bulannya saya akan melaporkan hasil ujian tersebut kepada orangtua. Orangtua memiliki patokan nilai tersendiri yaitu rata-rata 8, sehingga saya harus mencapainya agar diberikan hadiah. Bulan pertama mendapatkan hasil, orangtua merespon positif hasil ujian saya yaitu dengan memberikan  uang jajan tambahan karena rata-rata nilai ujian saya adalah 8,2. Bulan berikutnya, hasil ujian saya berikan kepada orangtua namun responnya negative karena hasilnya menurun menjadi 7,8. Bulan berikutnya, orangtua merespon positif lagi karena hasilnya cukup memuaskan dari bulan-bulan sebelumnya yaitu 9.


Pembahasan
Berdasarkan teori penjadwalan penguatan Skinner terdapat empat jenis penjadwalan, yaitu: 
  •  Fix ratio     : penguatan yang diberikan berdasarkan target yang sudah ditetapkan.
  •  Fix interval : penguatan yang diberikan berdasarkan waktu yang telah ditentukan
  • Variable ratio : penguatan yang diberikan berdasarkan pencapaian target yang berbeda-beda.
  • Variable interval : penguatan yang diberikan berdasarkan waktu yang berbeda-beda. 
 Dari contoh pengalaman di atas, dapat disimpulkan bahwa hal di atas merupakan penjadwalan fix ratio, dimana penguatan yang diberikan kepada individu tergantung dari pencapaian target yang telah ditentukan terlebih dahulu. Maka yang menjadi target dalam hal di atas adalah nilai rata-rata 8, apabila mencapai nilai tersebut maka akan diberikan hadiah dan apabila target tidak tercapai maka akan menerima konsekuensinya.
 
3.      Pengalaman 3
Orangtua memberikan tugas kepada saya untuk merapikan kamar sendiri. Selain itu, orangtua juga mengatakan bahwa akan ada pemeriksaan kamar secara mendadak untuk memeriksa kebersihan kamar. Apabila setelah diperiksa kamar dalam keadaan bersih maka orangtua akan memberikan tambahan uang jajan, dan apabila kondisi kamar tidak dalam keadaan bersih maka akan diberikan hukuman berupa pengurangan uang jajan. Sehingga saya berusaha untuk menjaga kebersihan kamar karena sewaktu-waktu orangtua akan memeriksa kamar tanpa sepengetahuan kita.

Pembahasan
Berdasarkan teori penjadwalan penguatan Skinner terdapat empat jenis penjadwalan, yaitu: 
  •  Fix ratio           : penguatan yang diberikan berdasarkan target yang sudah ditetapkan.
  • Fix interval      : penguatan yang diberikan berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
  • Variable ratio : penguatan yang diberikan berdasarkan pencapaian target yang berbeda-beda.
  • Variable interval : penguatan yang diberikan berdasarkan waktu yang berbeda-beda 
Penggunaan jadwal variable ratio merupakan jadwal yang efektif karena dapat mencegah hilangnya perilaku ketika penguatan menjadi jarang (Skinner, 1989b, h. 77). 
Berdasarkan pengalaman di atas dapat disimpulkan bahwa hal di atas merupakan penjadwalan variable interval , karena penguatan yang diberikan orangtua tidak memiliki interval waktu yang sama. Sehingga tidak diketahui kapan waktunya orangtua akan memeriksa kamar yang membuat perilaku untuk membersihkan kamar akan terjadi terus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar