PENGEMBANGAN MODEL MEMORIZATION LEARNING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
PESERTA DIDIK PADA PELAJARAN KIMIA SMA
oleh Marintan Nirmalasari
oleh Marintan Nirmalasari
LATAR BELAKANG
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
permasalahan dalam pembelajaran kimia di SMA yang saat ini masih lebih dominan
menggunakan otak kiri dan mengabaikan kinerja otak kanan. Kinerja antara otak
kanan dan otak kiri yang tidak seimbang mengakibatkan peserta didik menjadi
sulit untuk memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
Kekereatifan
dan keprofesionalan guru dalam mengajar sangat dibutuhkan terlebih lagi dalam
pelajaran sains dan salah satunya kimia, karena pelajaran kimia memiliki
karakteristik yang bersifat abstrak dan membuat peserta didik seringkali merasa
kesulitan memahami konsep pelajaran kimia. Keabstrakan pelajaran kimia
antaralain seperti logam besi adalah konsep konkrit sedangkan Fe+3 merupakan
konsep abstrak, gaya-gaya kimia terkait dengan konsep jari-jari atom sedangkan
jari-jari atom tidak dapat diukur secara langsung. Konsep jari-jari atom harus
diperlakukan secara hati-hati karena atom dapat berbeda dalam situasi yang
berbeda, apakah berikatan secara ionik, kovalen atau Van Der Waals.
Konsep-konsep ini sering tidak menambah kejelasan pemahaman, tetapi justru
seringkali menambah kebingungan peserta didik. Selain itu, konsep ikatan kimia,
elektron, energi ikat, oksidasi-reduksi, hidrolisis, hidorkarbon merupakan
sebagian dari pelajaran kimia yang bersifat abstrak yang sulit dimengerti dan
dipahami oleh peserta didik.
Ada
beberapa hal penyebab rendahnya kualitas peserta didik dalam pelajaran kimia
yaitu metode mengajar guru yang kurang baik yang mempengaruhi belajar peserta
didik yang tidak baik pula dan guru biasanya mengajar dengan metode ceramah
saja, sehingga peserta didik menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat
saja (Slameto, 2003:65). Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Gunawan
(2003:154) yang mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada pelajaran yang
membosankan, yang benar adalah guru yang membosankan karena tidak mengerti cara
menyajikan materi dengan benar, baik, menyenangkan, dan menarik minat serta
perhatian peserta didik. Pandangan guru yang demikian merupakan pandangan kuno
yang beranggapan bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan materi dan peserta didik
ibarat sebuah wadah kosong yang dapat diisi dengan apa saja yang guru inginkan.
Dengan
menggunakan model Memorization Learning dapat meningkatkan penyeimbangan
kinerja otak kanan dan otak kiri, sehingga belajar menjadi lebih menyenangkan
dan peserta didik menjadi lebih mandiri dalam belajar serta dapat mengembangkan
kreatifitasnya pada saat belajar, sehingga peserta didik menjadi lebih mudah
memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
LANDASAN TEORI
Model
memorization learning merupakan salah satu dari model pemrosesan
informasi. Landasan filosofis dalam memorization learning adalah
berdasarkan filsafat konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan salah satu dari
dua pandangan atau keyakinan yang mengatur sifat bagaimana pengetahuan manusia
dikembangkan. Konstruktivisme dalam pendidikan mengartikan bahwa guru merangkul
cara berpikir holistik tentang hakikat belajar, sesuatu yang sangat terpisah
dari metodologi instruksi langsung. Jadi, konstruktivisme diasumsikan bahwa
belajar terjadi di saat pengalaman dan pengalaman merupakan bagian yang harus
dipelajari hanya dalam konteks pengalaman keseluruhan.
METODOLOGI
PENELITIAN
Penelitian
ini dimaksudkan untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis memory untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik dalam menyeimbangkan antara otak kiri dan
otak kanan. Dalam penelitian ini menggunakan metode “Research and
Development”. Pengertian penelitian dan pengembangan menurut Sukmadinata
(2009:164), adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada, yang dapat
dipertanggungjawabkan. Sedangkan Sugiyono (2009:297), menyatakan bahwa Research
and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba
terbatas dan uji coba luas yang dilakukan di SMA Negeri Kabuaten Kota Medan
dalam upaya mengembangkan model memorization learning untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik pada pembelajaran kimia kelas XI SMA, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kondisi
pembelajaran kimia sebelum pengembangan model
Dari
hasil studi pendahuluan diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di
sekolah lebih berpusat pada guru, sehingga peserta didik lebih cepat bosan pada
saat proses pembelajaran terjadi, karena hal tersebut tidak sesuai dengan gaya
belajar yang diharapkan oleh peserta didik dan belajar menjadi tidak
menyenangkan. Guru juga melakukan pembelajaran lebih dominan memperhatikan kinerja
otak kiri peserta didik saja, sehingga kreatifitas peserta didik dalam belajar
tidak berkembang.
2.
Kondisi pembelajaran setelah pengembangan model
Pemahaman
peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru
meningkat setelah menggunakan model memorization learning, karena peserta didik
sudah dapat menyeimbangkan kinerja antara otak kiri dan otak kanan. Dalam
pengembangan model memorization learning yang menjadi faktor
penghambatnya adalah guru memberikan pembelajaran kepada peserta didik lebih
dominan menggunakan otak kiri. Oleh karena itu, pada awalnya guru merasa
kesulitan dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk mengikuti
langkah-langkah model memorization learning. Peserta didik awalnya juga
kesulitan dalam mengikuti langkah-langkah pembelajaran dan merasa kebingungan,
karena sebahagian peserta didik merasa aneh dan konyol dengan pembelajaran yang
dilaksanakan.
PEMBAHASAN BERDASARKAN TEORI “PERSPEKTIF
KOGNITIF:
I. PEMROSESAN INFORMASI”
Menurut
teori perspektif kognitif terdapat proses memilih dan mengenali sinyal-sinyal
fisik yang dapat merangsang indera yang disebut dengan persepsi. Sistem indera
mendeteksi sinyal sebagai energi fisik, yang dikirim ke satu area di dalam
thalamus dan kemudian ke area yang tepat di dalam korteks untuk pemrosesan
lebih lanjut. Setelah pengenalan awal, informasi akan tersedia selama dua detik.
Sinyal yang datang dan tidak diperhatikan pada saat itu akan hilang.
Jadi
menurut teori tersebut, kurangnya pemahaman seseorang terhadap sesuatu dapat
terjadi karena sistem indera yang mendeteksi datangnya sinyal (berupa gambar,
suara, dll) tidak diperhatikan sehingga sinyal tersebut akan hilang.
Peran
perhatian juga merupakan hal penting untuk kita memahami sesuatu. Pemrosesan
yang datang membutuhkan perhatian selektif terhadap kejadian, objek, symbol,
dan stimuli tertentu lainnya agar informasi itu dapat dipelajari. Satu solusi
untuk masalah kapasitas perhatian yang terbatas ini adalah melatih tugas
penting tertentu sampai menjadi otomatis. Kemudian tugas itu dapat dilakukan
dengan sedikit atau tanpa perhatian.
Jadi,
selain dengan memberikan model memorization learning kepada siswa untuk
memahami pelajaran kimia yaitu dengan memberikan perhatian yang lebih kepada pelajaran
kimia tersebut untuk melatih pemahaman sampai menjadi otomatis.
Link jurnal klik di sini