Dinamika Pembelajaran Mata Kuliah
Psikologi Belajar
Terdapat banyak proses belajar yang
terjadi dalam mata kuliah psikologi belajar. Mulai dari analisa kasus, analisa
jurnal, postingan kelompok maupun individu, menceritakan pengalaman pribadi
yang kemudian dibahas menggunakan teori yang ada , menampilkan teori untuk
diterapkan di kelas, ketidakresponan mahasiswa terhadap stimulus yang diberikan
pada saat dikelas sampai pada kunjungan ke SMA Tritech Informatika, dsb.
Dengan
menganalisa kasus dan jurnal berarti mahasiswa dapat mengembangkan pola
berfikir untuk membahas suatu kasus dengan menggunakan berbagai teori. Hal
tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan teori Piaget, dimana menurut
Piaget usia di atas 14 tahun termasuk ke dalam periode operasional formal. Proses
penalaran dalam periode ini adalah subjek memiliki kapabilitas untuk secara
logis menangani situasi multifactor yang muncul. Individu dapat mendeduksi
berbagai kemungkinan dan secara sistematis mengesampingkannya. Penalaran
bergerak dari situasi hipotesis ke konkret. Basis untuk kapabilitas ini adalah
bahwa pemikir operasioanl formal mampu mengkonseptualisasikan semua kombinasi
factor dalam situasi tertentu. Terdapat tiga karakteristik esensial pemikiran
operasional formal. Yang pertama yaitu realitas disubordinasikan ke kemungkinan
dimana individu dapat membuat semua kemungkinan yang ada. Dimana dalam tugas
analisa kasus yang diberikan, mahasiswa mencari teori mana yang dapat digunakan
untuk menjelaskan kasus yang ada dengan
mencoba berbagai teori yang mungkin bisa. Kedua, individu memulai dengan
sintesis teoritis yang mengimplikasikan relasi tertentu dan kemudian menguji
relasi hipotesis tadi. Dimana setelah individu menemukan teori yang cocok untuk
menjelaskan kasus, maka individu mencoba menggunakan teori tersebut untuk
digunakan. Ketiga, hipotesis terkait satu sama lain dalam suatu system
terkombinasikan. Ketika teori sudah digunakan untuk menjelaskan kasus maka
hipotesis yang dibuat di awal tadi, sudah diselesaikan.
Piaget
(1972a, h. 10) mencatat bahwa risetnya pada operasional formal menggunakan
situasi yang kemungkinan dipahami oleh anak dalam latar belakang akademik.
Karena ketidakakraban individu dengan objek sekolah yang terstruktur akan
menghambat individu dalam berfikir secara formal dalam situasi eksperimental
yang dipakai dalam riset. Oleh karena itu, berkembangnya kemampuan kognitif
operasi formal dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan yang diperoleh
individu yang pada saat ini ditempuh melalui universitas yang mengarahkan kita
untuk lebih menggunakan proses penalaran operasional formal.
Selain
itu, menurut Piaget ada empat factor yang diperlukan untuk transformasi
perkembangan dari satu bentuk penalaran ke bentuk penalaran yang lain. Factor
itu adalah lingkungan fisik, kematangan, pengaruh social, dan proses yang
disebut sebagai penyeimbang (equilibration) (Piaget, 1977). Pertama, kontak
dengan lingkungan. Kontak dengan lingkungan fisik merupakan hal penting karena
interaksi antara individu dan dunia adalah sumber ilmu pengetahuan. Tetapi,
kontak itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan kecuali individu dapat
menggunakan pengalamannya. Kedua , kematangan system saraf menjadi penting
karena memungkinkan individu merealisasikan manfaat maksimum dari pengalaman
fisik. Dengan kata lain, kematangan membuka kemungkinan untuk perkembangan.
Kemunculan koordinasi mata dan tangan, misalnya, merupakan hal penting untuk
mengkonstruksi skema individu untuk memegang, menarik, ataupun menjangkau
sesuatu. Meskipun kematangan merupakan syarat penting untuk perkembangan
kognitif, peristiwa perkembangan khusus tidak ditentukan sebelumnya. Misalnya,
perkembangan bergerak dengan kecepatan berbeda-beda tergantung pada sifat
kontak individu dengan lingkungan dan pada aktivitasnya. Ketiga, lingkungan
social, dimana factor ini mencakup peran bahasa dan pendidikan, dan khususnya
kontak dengan orang lain. Jika tidak ada interaksi social, kemungkinan individu
tidak akan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengubah ide yang salah.
Ketiga factor diatas merupakan pengaruh klasik terhadap perkembangan yang
dideskripsikan oleh teoritis lain. Tetapi Piaget berpendapat bahwa ketiga
factor itu tidak cukup untuk menjelaskan kemunculan bentuk baru dari pemikiran.
Keempat, penyeimbang, yang terdiri dari seperangkat proses yang menjaga keadaan
yang tetap di dalam fungsi intelektual di tengah-tengah trasformasi dan
perubahan. Penyeimbang berfungsi untuk mengatur interaksi individu dengan
lingkungan dan memungkinkan perkembangan kognitif untuk maju secara koheren dan
tertata.
Sehingga
dapat dijelaskan bahwa individu yang ditugaskan untuk menganalisis kasus dan
jurnal merupakan proses untuk menuju kepada perkembangan kognitif yang lebih
maju, yang menurut Piaget hal tersebut dipengaruhi empat factor yang
diantaranya, kontak dengan lingkungan fisik, kematangan system saraf,
lingkungan social dan penyeimbang yang dijelaskan seperti di atas.
Dengan
menggunakan teori Vygotsky, tugas analisa kasus merupakan pengembangan bentuk
pemikiran yang lebih tinggi. Proses mental yang lebih tinggi adalah produk dari
perkembangan historis dan cultural, yang termasuk di dalamya adalah atensi
involuntary (diorganisir sendiri), persepsi kategoris, pemikiran konseptual,
dan memori logis. Individu belajar mengontrol perhatian secara internal melalui
pemikiran verbal atau cara-cara lain;
persepsi kategoris adalah perpaduan pengalaman visual dengan konsep konkret
atau abstark; dan pemikiran konseptual bersandar pada koneksi dan hubungan
antarkonsep. Memori logis juga merefleksikan analisis dan organisasi konsep
secara sistematis oleh individu (Vygotsky, 1930 – 1931 / 1998b). Dimana, ketika
individu mencari teori yang cocok digunakan untuk membahas kasus ataupun
jurnal, maka individu menggunakan pemikiran konseptual yang melibatkan
pengenalan suatu hal dalam semua koneksi (kasus) dan kaitannya yang dihubungkan dengan konsep
(teori).
Menurut
Vygotsky, ketidakresponan beberapa mahasiswa sewaktu dosen memberikan stimulus
dikarenakan adanya perbedaan individual
dan kesiapan individual. Cara individu menggunakan kapasitasnya merupakan
factor penting dalam menentukan
perbedaan individual. Individu yang merespon stimuli yang diberikan merupakan
individu yang menggunakan segala kemampuan yang dimiliknya sedangkan individu
yang tidak merespon merupakan individu yang tidak mengeluarkan kemampuan yang
dimilikinya dikarenakan takut untuk merespon.
Interaksi antara mahasiswa dan
dosen sendiri pun sering dilakukan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa
memahami pembelajaran yang telah diberikan. Di kelas dosen juga sering
memberikan beberapa stimulus yang tidak hanya dalam bentuk stimulus secara
verbal tetapi stimulus motorik pun sering diberikan untuk menambah pemahaman
mahasiswa mengenai teori yang dipelajari, misalnya, pada saat mempelajari teori
Pemrosesan Informasi, dosen memberikan stimulus berupa games kepada mahasiswa,
dsb.
Robert
Gagne menyebutkan bahwa ada lima ragam kondisi belajar eksternal yang unik
untuk menjelaskan beragam stimulus yang diberikan kepada mahasiswa seperti
penjelasan di atas. Kelima ragan tersebut adalah informasi verbal, keterampilan
intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Persiapan
belajar yang dapat dilakukan ketika diberikan informasi verbal yaitu mengaitkan
materi baru dengan kerangka informasi pemelajar dengan memberi petunjuk untuk
retrieval dan generalisasi yang efektif. Contohnya, dosen memberikan informasi
secara verbal dengan mengaitkan materi dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari, seperti pada saat materi Pemrosesan Informasi. Persiapan belajar
yang dapat dilakukan ketika diberikan keterampilan intelektual yaitu
menstimulasi pengingatan keterampilan prasyarat dengan menggunakan beragam
konteks dan situasi baru untuk meningkatkan transfer serta memberikan
kesempatan berinteraksi dengan contoh-contoh melalui cara yang berbeda-beda.
Contohnya, media pembelajaran yang digunakan lebih kepada teknologi seperti
computer dan internet, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan keterampilan
intelektual mahasiswa dalam penggunaannya. Persiapan belajar yang dapat
dilakukan ketika diberikan strategi kognitif yaitu memunculkan ingatan
keterampilan intelektual yang dibutuhkan dengan memberikan masalah yang belum
diakrabi untuk pemanfaatan strategi. Contohnya, stimulus yang diberikan berupa
kunjungan ke SMA merupakan cara untuk memunculkan strategi kognitif mahasiswa,
sehingga ingatan keterampilan intelektual yang sudah dipelajari sebelumnya,
seperti teori-teori belajar, muncul. Persiapan belajar yang dapat dilakukan
ketika diberikan keterampilan motorik yaitu menunjukkan kinerja keterampilan
yang akan dipelajari, menstimulasi ingatan sebagian keterampilan jikan diperlukan
dengan menyediakan kesempatan melakukan keterampilan dalam latar fisik yang
baru. Contohnya, ketika dosen memberikan stimulus berupa potongan-potongan
kertas yang kemudian dibentuk menjadi suatu karya merupakan kegiatan yang dapat
melatih keterampilan motorik karena mahasiswa diarahkan untuk langsung membuat
karya tersebut di ruang kelas yang membutuhkan keterampilan motorik khusus
sekaligus strategi kognitif untuk melakukannya. Lima ragam kondisi belajar
eksternal Gagne yang terakhir adalah sikap. Dimana persiapan belajar yang dapat dilakukan adalah pemelajar tidak secara
langsung diberi informasi tentang tujuan, sehingga dapat memastikan bahwa
pemelajar menghargai model. Hal tersebut dapat dilakukan pemelajar untuk
melanjutkan pelaksana perilaku, dan member penguatan. Contohnya, ketika dosen
memberikan stimulus berupa potongan kertas untuk dijadikan suatu karya,
mahasiswa tidak mengetahui secara langsung apa sebenarnya tujuan dilaksanakan
kegiatan tersebut, sehingga pada akhirnya mahasiswa yang menunjukkan perilaku
positif, maka mahasiswa tersebut diberikan penguatan atau penghargaan.
Menurut
Piaget, penggunaan aktifitas atau
berbagi stimulus akan mendukung diagnosis peringkat fungsi kognitif anak dan
memberi aktivitas tertentu yang cocok untuk peringkat yang berbeda-beda di
kelas. Maka hal tersebut akan memberikan peluang untuk memperkaya dan
menunjukkan pemahaman anak pada cirri-ciri objek, tindakan, dan reaksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar