Menurut teori Gagne,
kondisi internal dari belajar terdiri dari prasyarat internal untuk mempelajari
kapabilitas tertentu dan seperangkat proses belajar kognitif. Prasyarat
pendukung tersebut adalah kemampuan yang memfasilitasi belajar pada kelima
ragam belajar. Contoh dari prasyarat pendukung adalah seperangkat ide yang
relevan (informasi verbal), penerimaan model perilaku yang tepat (sikap) dan
informasi verbal serta keterampilan intelektual yang relevan (strategi
kognitif).
Jadi,
berdasarkan teori di atas dapat dijelaskan mengapa banyak mahasiswa mata kuliah
Psikologi Belajar tidak mengomentari mengenai tugas yang di posting di grup
belajar dikarenakan kurangnya informasi mahasiswa mengenai tugas yang diberikan.
Selain
itu, permasalah tersebut juga dapat dijelaskan karena adanya perbedaan
individual dan motivasi dari pemelajar. Gagne mengatakan bahwa efektifitas
pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa macam perbedaan individual antarsiswa.
Termasuk di dalamnya adalah perbedaan strategi kognitif dan tingkat belajar.
Dan yang paling penting adalah perbedaan dalam kapabilitas awal siswa.
Mendesain pembelajaran yang efektif mencakup identifikasi motif siswa dan
penyaluran motif itu ke dalam kegiatan yang produktif. Namun, sepertinya
mahasiswa mata kuliah Psikologi Belajar ini tidak memiliki motif yang baik
dengan adanya kegiatan yang didesain cukup baik.
Menurut teori Piaget,
mahasiswa mata kuliah Psikologi Belajai ini sudah memasuki tahap Operasional
Formal. Dimana tahap ini memiliki cirri utama yaitu bahwa seseorang dapat
menangani situasi multifactor. Selain itu, tahap operasional formal ini
memiliki tiga karakteristik pemikiran yang esensial, seperti :
1. Realitas
disubordinasikan ke kemungkinan dimana individu dapat membuat semua
kemungkinan,
2. Individu
memulai dengan sintetis teoritis yang mengimplikasikan relasi tertentu dan
kemudian menguji relasi hipotesis tadi.
3. Hipotesis
terkait satu sama lain dalam suatu system terkombinasikan.
Namun
demikian, seseorang ketika dihadapkan dengan situasi yang kompleks tidak secara
actual mengkontruksi daftar pengkombinasiannya. Berdasarkan teori ini, dapat
dijelaskan bahwa walaupun mahasiswa sudah masuk dalam tahap operasional formal,
jika dihadapkan pada situasi yang kompleks seperti tugas yang telah diposting
di grup, maka mahasiswa juga tidak akan secara langsung mengetahui apa
sebenarnya tugas yang diberikan, sehingga respon mahasiswa pun lambat mengenai
tugas ini.
Menurut teori Bandura,
teori kognitif-sosial mengidentifikasikan tiga jenis konsekuensi yang
mempengaruhi perilaku. Pertama, konsekuensi yang mewakili, diasosiasikan dengan
perilaku yang diamati. Dimana model menerima penguatan atau hukuman untuk
perilaku tertentu, dan konsekuensi untuk model itu menimbulkan reaksi emosional
pada diri pengamat. Misalnya, kakak dipuji oleh ibu karena membantu ibu di
dapur, sehingga adik yang melihatnya juga ingin dipuji ibu maka dia juga akan
membatu ibu. Kedua, konsekuensi langsung. Ketiga, konsekuensi yang diatur
sendiri oleh pengamat untuk perilaku imitatifnya.
Berdasarkan
teori di atas, kebanyakan mahasiswa mata kuliah Psikologi belajar yang tidak
mengomentari mengenai tugas tersebut dikarenakan tidak adanya jenis konsekuensi
yang akan diberikan ketika tidak memberikan komentar. Misalnya, ketika ada
salah satu teman yang mengomentari tugas dan tidak diberikan reward ataupun
penguatan lain, maka orang lain juga tidak mengomentari tugas tersebut. Selain
itu, konsekuensi kepada mahasiswa yang memberikan komentar juga tidak diberikan
secara langsung. Ketiadaan hukuman bagi mahasiswa yang tidak memberikan
komentar juga dapat mempengaruhi perilaku mahasiswa. Karena antisipasi akan
dikenakannya hukuman biasanya membuat orang menahan diri untuk melakukan
tindakan yang dilarang. Akan tetapi, ketika seseorang tidak dihukum atas
pelanggaran, informasi yang diberikan kepada pengamat adalah sesuatu yang
diperbolehkan.